Menelusuri Jejak Sejarah: 10 Bangunan Bersejarah di Kota Semarang

Menelusuri Jejak Sejarah: 10 Bangunan Bersejarah di Kota Semarang


Menelusuri Jejak Sejarah: 10 Bangunan Bersejarah di Kota Semarang

Menelusuri Jejak Sejarah: 10 Bangunan Bersejarah yang Wajib Dikunjungi di Kota Semarang

Kota Semarang, ibukota Jawa Tengah, dikenal tidak hanya dengan keindahan alam dan budayanya, tetapi juga dengan warisan arsitektur yang kaya. Bangunan-bangunan bersejarah yang ada di kota ini mencerminkan perjalanan sejarah yang panjang dan beragam. 

1. Puri Gedeh

Alamat : Jl Gajah Mungkur (Jl Gubernur Budiono) No 8 Semarang

Puri Gedeh adalah rumah dinas resmi Gubernur Jawa Tengah yang juga termasuk dalam daftar bangunan kuno di Kota Semarang. Sebelum menjadi rumah dinas, bangunan bersejarah ini dimiliki oleh keluarga Liem. Gubernur pertama yang menempati Puri Gedeh adalah Gubernur Soepardjo Roestam, diikuti oleh gubernur-gubernur selanjutnya.

Terletak di sebelah barat Taman Gajah Mungkur, Puri Gedeh bukan hanya sekadar kediaman resmi, tetapi juga saksi bisu sejarah yang panjang. Dengan arsitektur yang megah dan suasana yang menawan, Puri Gedeh mencerminkan kemegahan dan warisan budaya Kota Semarang.

Bangunan ini terus dirawat dengan baik untuk memastikan bahwa nilai sejarahnya tetap terjaga. Sebagai rumah dinas, Puri Gedeh tetap menjadi pusat dari berbagai kegiatan penting pemerintahan Jawa Tengah.

2. Gedung Keuangan Negara Semarang

Alamat: Jl. M. Pahlawan No.1, Semarang

Gedung ini, yang dahulu dikenal sebagai Het Groote Huis (balai kota), menggantikan Staadhuist di Brajangan. Bentuknya yang menyerupai balok persegi panjang memberikan nama Gedung Papak. Selain sebagai balai kota, gedung ini juga berfungsi sebagai Kantor Polisi, Kantor Karesidenan, Kantor Pos, Keuangan, dan ruang sidang Raad Van Justice (Pengadilan untuk Rakyat Eropa).

Pada 30 November 1954, Gedung Papak mengalami kebakaran hebat. Setelah itu, dibangunlah gedung baru dengan bentuk yang kita kenal sekarang, yang berfungsi sebagai Gedung Keuangan Negara.

Dengan sejarah yang kaya dan peran penting dalam administrasi kota, Gedung Papak tetap menjadi salah satu ikon bersejarah di kota ini.

3. Masjid Layur Kampung Melayu

Alamat: Jl. Layur, Kampung Melayu, Semarang

Masjid Layur, juga dikenal sebagai Masjid Menara Kampung Melayu, adalah salah satu masjid tua di Semarang. Lokasinya strategis dan mudah dijangkau, berada di dekat Pasar Johar, sebelum Jembatan Berok.

Bangunan masjid ini memiliki arsitektur dengan unsur lokal yang kuat, tidak bergaya Arab. Lantai masjid yang tinggi hanya bisa dicapai dengan tangga di bagian depan. Meski sudah tua, masjid ini tetap kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah. Perawatan dilakukan oleh yayasan setempat untuk menjaga keasliannya, hanya ada sedikit perbaikan seperti penggantian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola.

Sejarah Kampung Melayu: Kampung Melayu mulai dihuni sejak tahun 1743 oleh komunitas Melayu. Kampung ini memiliki dermaga untuk kapal dan perahu, menjadikannya tempat strategis yang menarik banyak penduduk, termasuk orang-orang Arab yang kemudian menetap di sana. Pengaruh budaya Arab terlihat jelas dalam pengembangan masjid ini.

Catatan Liem (1930) menyebutkan bahwa pada tahun 1900, penduduk keturunan Arab menentang pendirian klenteng oleh masyarakat Cina di kampung tersebut. Penambahan menara pada bagian depan masjid membuatnya juga dikenal sebagai Masjid Menara.

4. Gereja Katolik St. Yusuf dan Pastoran Semarang Ronggowarsito

Alamat: Jl. Ronggowarsito No.7, Semarang

Komplek Gereja St. Yusuf dibangun antara tahun 1870 hingga 1875 dan terdiri dari Gereja, Pastoran, dan gedung pertemuan. Ini adalah Gereja Katolik pertama di Semarang, terletak di sisi timur Jl. Ronggowarsito, menghadap ke barat. Bangunan gereja terletak di bagian paling selatan dan memanjang dari barat ke timur.

Arsitektur Gothic:

  • Terbuat dari bata klinker
  • Jendela tinggi dengan busur meruncing
  • Ruang altar dengan jendela kaca berwarna-warni

Pondasi dari batu dan dinding diperkuat dengan kolom di beberapa bagian. Beberapa dinding diplester dan dicat, sementara yang lain menonjolkan susunan bata. Bagian kaki dinding dilapisi lempeng batu abu-abu. Kolom-kolom dipertegas dengan susunan bata.

Desain dan Struktur:

  • Atap pelana dengan sirap
  • Pintu masuk dengan menara dan jendela kecil
  • Parapet dan pintu berbentuk busur

Bangunan pastoran bertingkat, menghadap dari timur ke barat, dikelilingi serambi dengan atap genteng, dan memiliki ornamen kayu pada atap. Pintu-pintu dan jendela memiliki ambang melengkung khas bangunan Renaissance.

Sejarah Singkat: Sejarah Gereja Katolik di Semarang dimulai pada 1 Agustus 1808, di sebuah rumah penduduk. Gereja Santo Yusuf dipilih sebagai pelindung. Pada tahun 1870, tanah di Gedangan diperoleh, dan upacara perletakan batu pertama gereja diadakan pada 1 Oktober 1870. Gedung gereja yang dirancang oleh W. I. Van Bakel selesai pada 12 Desember 1875. Pada tahun 1976, gereja ini mengalami pemugaran besar-besaran.

5. Jembatan Berok

Alamat: Jl. Berok Hilir, Semarang

Jembatan Berok Semarang adalah sebuah jembatan bersejarah yang melintasi Kali Semarang, menghubungkan kawasan Kota Lama, Jalan Mpu Tantular, dengan Jalan Pemuda. Jembatan ini memiliki orientasi Timur-Barat dan dibentuk dari empat kolom utama menyerupai obelisk dengan lampu unik di puncaknya. Tiang jembatan ini mirip dengan tiang di taman depan Stasiun Tawang, sementara pagar pembatasnya terbuat dari besi yang kokoh.

Di sebelah barat jembatan, terdapat Gedung Kas Negara, sedangkan di sebelah timurnya, ada Bank Mandiri, PELNI, dan PTP XV. Pada masa lalu, jembatan ini berfungsi menghubungkan Kota Lama (Oud Standt) yang dikelilingi Benteng Vijfhoek dengan bagian kota lainnya. Setelah benteng ini dibongkar pada tahun 1842, jembatan ini tetap digunakan.

Awalnya dikenal dengan nama Gouvernementsbrug, jembatan ini kemudian berganti nama menjadi Societisbrug, dan kini lebih populer dengan sebutan Jembatan Berok. Nama "Berok" berasal dari pelafalan kata "brug" oleh penduduk lokal.

Seiring waktu, bentuk kolom jembatan ini telah mengalami beberapa perubahan. Awalnya terbuat dari kayu yang sederhana, sebelum tahun 1910 bentuknya lebih pendek dan gemuk dengan antena di puncaknya. Pada tahun 1980-an, kolom tersebut diperbaharui dengan menambahkan lampu di ujungnya, membuatnya lebih tinggi dan masif. Pagar besi jembatan juga mengalami perubahan menjadi deretan besi yang lebih modern, seperti yang terlihat sekarang.

6. Mercusuar Pelabuhan Tanjung Emas

Alamat: Tanjung Emas, Semarang

Mercusuar ini merupakan salah satu bangunan tua bersejarah, dibangun pada tahun 1884. Inskripsi di atas pintu mercusuar ini mengungkapkan tahunnya, meskipun perancangnya tetap misterius. Pembangunan mercusuar ini sangat erat kaitannya dengan pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas sebagai pelabuhan ekspor hasil bumi oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada waktu itu.

Pada akhir abad ke-19, Jawa merupakan penghasil gula terbesar kedua di dunia. Seiring dengan itu, gudang-gudang di pelabuhan ditingkatkan kualitasnya, termasuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, untuk menampung kapal dagang yang lebih besar. Pemerintah Belanda juga mendirikan beberapa mercusuar serupa di berbagai tempat di Jawa dalam periode yang hampir bersamaan, sebagai bagian dari upaya mereka meningkatkan infrastruktur pelabuhan di Nusantara.

7. Pasar Johar Semarang

Alamat: Jl. Johar No.1, Semarang

Pasar Johar Semarang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19. Pada tahun 1860, pasar ini berdiri di bagian timur alun-alun yang dikelilingi pohon johar, sehingga dinamakan Pasar Johar. Berlokasi di sebelah barat Pasar Semarang (Pasar Pedamaran) dan dekat dengan penjara, pasar ini menjadi semakin ramai dan memerlukan perluasan.

Pada tahun 1931, pemerintah kota membongkar gedung penjara tua untuk mendirikan Pasar Central modern, yang bertujuan menyatukan lima pasar: Pasar Johar, Pasar Pedamaran, Pasar Beteng, Pasar Jurnatan, dan Pasar Pekojan. Bangunan pasar ini terdiri dari empat blok yang disatukan oleh gang selebar 8 meter, dengan orientasi bangunan mengarah ke timur. Bangunan ini memiliki dua lantai di bagian tepi, sedangkan bagian tengah berupa void.

Pada tahun 1933, Ir. Thomas Karsten merancang usulan pertama yang menyerupai Pasar Jatingaleh, namun mengalami beberapa perubahan untuk mencapai efisiensi. Rancangan akhir menggunakan konstruksi cendawan (mushroom) dan selesai dibangun tiga tahun kemudian. Pasar Johar pernah dikenal sebagai pasar terbesar dan tercantik di Asia Tenggara.

Selama tahun 1960-an, dilakukan perubahan dengan penambahan dinding di sekitar pasar, namun mengganggu tampilan arsitektur dan sirkulasi udara. Tambahan ini telah dibongkar kembali.

Di sebelah utara Pasar Johar terdapat Pasar Yaik Permai, di timur terdapat SCJ (Shopping Center Johar) yang selesai tahun 1994, dan di selatan terdapat Kali Semarang.

8. Toko Oen Restaurant

Alamat: Jl. Pemuda No.52, Semarang

Toko Oen adalah salah satu restoran tertua di Indonesia yang menawarkan menu masakan Indonesia, Chinese food, dan Belanda. Terletak di Kota Semarang, restoran ini menempati bangunan kuno yang penuh sejarah. Meskipun tidak memiliki halaman yang luas, gang di sisi timur bangunan digunakan sebagai tempat parkir, sementara jalan depan restoran berfungsi sebagai akses utama.

Awalnya, restoran ini dimiliki oleh seorang Inggris bernama Grillroom. Namun, pada tahun 1936, Toko Oen dibeli oleh Oen Tjoe Hok dan kemudian diwariskan kepada Oen Liem Hwa. Manajemen operasional restoran ini dipercayakan kepada Djoa Kok Tie. Cabang Toko Oen juga terdapat di kota-kota besar lain di Jawa, seperti Jakarta dan Surabaya, dan diwariskan kepada anak-anaknya. Cabang di Semarang saat ini dikelola oleh keluarga Megaradjasa.

Selain sebagai restoran, Toko Oen kini juga berfungsi sebagai toko roti. Bangunannya terawat dengan baik, dengan beberapa perombakan khususnya pada bagian belakang gedung. Sejak berdirinya pada tahun 1936 hingga sekarang, Toko Oen tetap mempertahankan nuansa masa lalu yang membuat pengunjung merasa seperti menembus lorong waktu. Meskipun ada beberapa penyesuaian dan perluasan area restoran yang kini mencapai sekitar 600 meter persegi, esensi dan konsep lama tetap dipertahankan.

Bangunan Toko Oen ini sezaman dengan bangunan-bangunan bersejarah di Kota Lama. Sejak dulu, banyak wisatawan dari Eropa datang untuk menikmati suasana "masa lalu di masa kini" yang ditawarkan restoran ini. Atas dasar itulah, Jenny bersama adiknya Gilbert Megaradjasa, dan beberapa pemerhati bangunan kuno seperti Kriswandhono, mendirikan Oen Semarang Foundation yang bertujuan melestarikan Kota Lama.

9. PT PLN UPJ Semarang Tengah

Alamat: Jl Pemuda No 93 Semarang

Sebelum digunakan oleh PLN, gedung ini merupakan kantor dari Perusahaan ANIEM (NV. Algemeene Nederlandsch-Indische Electricitiet Mij), yang didirikan di Amsterdam pada 25 Mei 1909. Perusahaan ini mulai melebarkan sayapnya ke Nusantara dan secara resmi mulai beroperasi di kotapraja Semarang pada 5 Juli 1913. Gedung di Jalan Pemuda ini berfungsi sebagai kantor pusat sekaligus ruang pamer perusahaan tersebut. Setelah diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, perusahaan ini berganti nama menjadi PLN, yang sekarang dikenal sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara.

10. Gedung Butterworth

Alamat: Jl. Kepodang, Kawasan Kota Lama Semarang

Gedung Butterworth dibangun pada tahun 1930-an oleh perusahaan Butterworth & Co., yang didirikan oleh William Butterworth, seorang pedagang asal Inggris yang menetap di Semarang pada tahun 1818. Perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia pada masa itu, bergerak di bidang perdagangan rempah-rempah.

Konstruksi Gedung Butterworth dirancang oleh WCP Schoemaker, seorang arsitek Belanda terkenal dengan gaya modernisme tropis. Gaya arsitektur ini menggabungkan berbagai unsur modern yang dapat beradaptasi dengan budaya dan iklim tropis.

Pada masa itu, Gedung Butterworth memiliki bentuk geometris dan simetris, dengan fasad berwarna putih dan jendela besar. Gedung ini juga memiliki halaman yang luas dengan taman asri, memberikan kesan elegan dan sejuk.

Gedung Butterworth tidak hanya mencerminkan kejayaan masa lalu dalam perdagangan rempah-rempah, tetapi juga menjadi simbol arsitektur yang harmonis dengan alam dan budaya tropis Indonesia.

Terkini, Gedung Butterworth di Kawasan Kota Lama Semarang telah robah pada tanggal 22 Januari 2024. Gedung ini merupakan bangunan cagar budaya yang dirancang oleh WCP Schoemaker dan memiliki nilai sejarah yang signifikan.

Pemerintah Kota Semarang, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sedang berupaya mengamankan sisa-sisa bangunan yang roboh.

**

Kota Semarang kaya dengan bangunan bersejarah yang mengisahkan perjalanan waktu dan kebudayaan. Masing-masing bangunan ini tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur tetapi juga menjadi saksi bisu dari perubahan dan dinamika sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Mengunjungi bangunan-bangunan ini bisa menjadi cara yang menarik untuk memahami lebih dalam tentang sejarah dan identitas Kota Semarang.

#Semarang #BangunanBersejarah #WarisanBudaya #SejarahSemarang

(asdf24)

Comments